Selasa, 11 Mei 2010

BERJAMAAH DI FACEBOOK

karya: aming aminoedhin

berjamaah di facebook itu
tanpa ada imam ataupun makmum
semua jadi imam semua jadi makmum
tanpa ada yang jadi jenderal tanpa ada prajurit
sejajar hidup bersama asal punya duit
boleh saling colek, asal tidak meledek
ada norma facebook-iyah sebagai tuntunan
kapan saja, dan di mana saja bolehlah
beribadah

berjamaah di facebook itu
memang luar biasa dahsyatnya
menemukan kawan lama tak sua
tiba-tiba muncul tanpa terkira

berjamaah di facebook itu
memang luar biasa dahsyatnya
menyihir manusia jadi lupa waktu
(mungkin lupa segala) tak tentu

berjamaah di facebook itu
memang luar biasa dahsyatnya
menyihir manusia jadi lupa waktu
ada adzan maghrib menyeru
tak terdengar, lantaran tersihir
layar kaca ajaib itu

Tauhid dan Perdamaian

Jika Anda ingin melukiskan ajaran Islam dalam satu kata, maka kata itu adalah "tauhid", demikian kesimpulan banyak pakar. Tauhid (keesaan Tuhan) merupakan suatu prinsip lengkap yang menembus seluruh dimensi serta mengatur seluruh aktivitas makhluk. Dari tauhid lahir berbagai ajaran kesatuan yang mengitari prinsip tersebut, misalnya, kesatuan alam raya, kehidupan, agama, ilmu, kebenaran, umat, kepribadian manusia, dan lain-lain. Kemudian dari masing-masing itu lahir pula tuntunan, dan semua beredar pada prinsip tauhid.


Perdamaian misalnya, yang merupakan salah satu tuntunan agama yang terpenting, lahir, antara lain, dari pandangan Islam tentang kesatuan alam raya. Sejak dari bagian yang terkecil sampai dengan wujud yang paling agung merupakan satu kesatuan: benda tak bernyawa, tumbuhan yang layu maupun yang segar, binatang melata, manusia, bahkan malaikat-malaikat, kesemuanya berada dalam kesatuan. Semuanya diatur dan mengarah ke satu tujuan, yakni kepada hakikat tauhid.


Alam dengan segala isinya, bergerak atas dasar satu sistem yang ditetapkan oleh-Nya. Manusia yang beragam ini berasal dari satu: Adam. Semua makhluk hidup memiliki satu kebutuhan pokok yang sama, dan dari yang satu ini mereka dapat melanjutkan kehidupannya. Kami jadikan dari air segala yang hidup, atau Kami jadikan air kebutuhan pokok semua yang hidup (QS 21:30).


Dalam kesatuannya, seluruh makhluk harus bekerja sama. Nah, dari sinilah perdamaian memperoleh pijakan sehingga menjadi keharusan. Perang tidak dibenarkan, kecuali untuk meraih perdamaian atau dalam bahasa Islam disebut sebagai li i'la kalimatillah (untuk meninggikan kalimat Allah). Kalimat-Nya adalah kehendak-Nya dan kehendak-Nya tercermin dalam ketetapan-Nya yang mengatur sistem kerja alam raya kehidupan ini. Karena itu, tidak dibenarkan peperangan atas dorongan ambisi, fanatisme, ras, dan tidak pula untuk kepentingan satu bangsa dengan menindas bangsa lain. Kalaupun peperangan harus terjadi, maka semua yang tidak terlibat langsung harus dipelihara. Pohon dilarang ditebang, lingkungan jangan dinodai, anak-anak, orang tua dan wanita harus dihormati, dan akhirnya, bila ada ajakan damai, maka ajakan itu harus disambut. Jika mereka condong pada perdamaian, maka condong pulalah kepada-Nya dan berserah dirilah kepada Allah....Jika mereka bermaksud menipumu maka cukuplah Allah sebagai pelindungmu (QS 8:61-62).


Perdamaian dunia adalah dambaan Islam. Ini bermula dari kedamaian jiwa setiap pribadi yang kemudian meningkat kepada kedamaian dalam keluarga kecil, masyarakat, dan bangsa hingga seluruh bangsa di dunia. Bahkan hal itu diharapkan terus meningkat sampai terwujudnya kedamaian dengan seluruh makhluk yang berpuncak dengan kedamaian di negeri yang kekal atas anugerah Yang Maha Esa. Itulah yang selalu dimohonkan oleh Nabi SAW. dan diajarkan kepada umatnya setiap selesai shalat: "Ya Allah Engkau Yang Mahadamai, dari-MU bersumber kadamaian, kapada-Mu kembali kedamaian. Tuhan kami! Hidupkanlah kami dengan penuh kedamaian dan masukkanlah kami (kelak) di surga-Mu, negeri yang penuh kedamaian. Engkau Pemelihara kami, Pemilik keagungan dan kemurahan."

(M. Quraish Shihab, Lentera Hati, 91-93)